Kehidupan adalah proses. Tentu saja kita semua hafal dengan kalimat tersebut. Namun tak jarang kita mengeluh disaat terhimpit oleh kegagalan, kekecewaan, dan kejenuhan. Hal itu wajar mengingat ada tempat gelisah pada manusia, namun apakah lantas dimaklumi?. Dua hari yang lalu, saya telah menamatkan bab tentang cinta terhadap kedupan dari buku Erich From (cinta, seksualitas, dan matriarkhi). Terdapat kutipan bahwa kehidupan adalah lawan dari kematian yang diartikan bahwa kehidupan adalah sebuah proses pertumbuhan dan perubahan yang apabila berhenti maka berarti kematian. Setiap orang memiliki komposisi kebutuhan dan karakter yang berbeda. Sebuah analogi : pohon apel tidak akan pernah menjadi pohon ceri. Tetapi keduanya dapat dibedakan atau disamakan keindahannya tergantung pada kondisinya. hal ini berarti bahwa usaha masing2 orang sangat diperhitungkan dalam keberlangsungan hidupnya. Karakter seseorang terbentuk dari posisinya dalam proses interaksi dengan lingkungan awal. Karakter itu diperkaya pengetahuan yang pada akhirnya membuat sebuah pemahaman atau bahkan fantasi tentang kehidupan yang ideal. Dalam berinteraksi dengan lingkungan yang lebih luas akan bertemu dengan individu2 yang berbeda latar belakang, maka peluang persinggungan akan sangat besar. Dengan demikian, masing2 orang akan mengamankan individu mereka masing2. Segala sesuatu yang ia peroleh untuk pengamanan dirinya bisa dikatakan sebagai kebutuhan. semua itu terintegrasi dalam sebuah proses pertumbuan hidup seseorang. Kejenuhan bisa datang dikarenakan ketidaktahuan tentang apa yang harus diperjuangkan. so, apakah kita masih akan mengeluh? saya teringat sms seorang teman beberapa bula lalu" Hidup dan nasib bisa tampak misterius, fantastis, dan sporadis, namun setiap elemenya adalah subsiatem keteraturan dari sebuah design holistik yang sempurna."...trimakasih telah membantuku memaknai hidup dan kehidupan lebih dewasa dari sebelumnya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar